Rabu, 27 April 2022
GATRA DAN RACANA PADA NIRMANA
Selasa, 26 April 2022
JENIS-JENIS TEKNIK ARSIR BESERTA CONTOHNYA
Dalam dunia seni rupa dan desain, pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah "arsir". Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arsir adalah garis-garis kecil sejajar berbayang, sedangkan arsiran adalah hasil mengarsir. Arsir juga berfungsi untuk memberi kesan 3D dalam sebuah karya. Karya tersebut juga akan tampak lebih hidup.
Secara detail, tujuan mengarsir adalah:
1. Memberi volume dalam karya/gambar
2. Mengisi bidang kosong
3. Memberi kesan benda 3D
4. Memperjelas karakter dalam gambar/karya
Dalam prakteknya, teknik arsir dapat diaplikasikan dalam berbagai media, seperti kertas, tembok, kayu, dan lain-lain. Sedangkan alat yang dibutuhkan dalam mengarsir adalah pensil, pulpen, pensil warna, penghapus, cat air, dan atau tinta bak (tinta cina).
Jenis-jenis Arsiran
Arsiran dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan tekniknya. Jenis-jenis arsiran adalah:
1. Teknik Hatching
Hatching merupakan teknik arsir yang menggunakan cara satu langkah dan satu arah. Teknik ini dimulai dengan menarik garis dari satu sisi kemudian melepasnya ke sisi yang lain. Untuk memberi kesan gelap-terang, kita harus pandai mengatur tebal-tipis pensil dengan cara penekanan pada pensil.
2. Teknik Scrumbling
Scrumbling meruapakan teknik arsir yang arsirannya tidak beraturan atau bebas. Bentuk arsirannya dapat berupa bulatan, atau coretan bebas yang tidak terputus. Untuk kesan tebal-tipis dan gelap terang, kita dapat menimpa arsiran tersebut sehingga menjadi lebih rapat. Atau juga bisa dengan mengganti tipe pensil, misal arsiran tipis 2B dan yang tebal 6B.
3. Teknik Stippling
Stippling merupakan teknik arsir dengan cara membuat titik-titik sebagai arsirannya. Titik-titik tersebut disusun sedemikian rupa sehingga memberi kesan gelap-terang. Jika ingin arsiran tebal/gelap maka jarak titik-titik tersebut dipersempit, sebaliknya jika ingin arsiran tipis/terang maka jarang titik-titik diperlebar. Teknik Stippling dikenal juga sebagai pointilis.
4. Teknik Cross-hatching
Cross-hatching, seperti namanya merupakan gabungan dari teknik hatching. Teknik hatching tersebut diaplikasikan dua kali, yaitu secara menyilang.
5. Teknik Blending/Smudging
Blending/smudging merupakan teknik arsir yang sangat umum kita jumpai. Teknik ini memiliki karakter yang lembut. Tebal-tipis disesuaikan dengan penekanan pensil saat mengarsir. Teknik ini dikenal juga dengan teknik dussel.
Contoh Arsiran
Kamis, 21 April 2022
PENGARUH PEMILIHAN WARNA DINDING RUANGAN TERHADAP KONDISI PSIKOLOGIS MANUSIA
PENGARUH PEMILIHAN WARNA DINDING RUANGAN TERHADAP KONDISI PSIKOLOGIS MANUSIA
Pada era new normal saat
ini banyak dijumpai perubahan pola hidup dalam masyarakat. Seluruh kegiatan diadakan dari rumah, seperti kegiatan belajar mengajar,
bekerja, atau magang. Masyarakat harus mampu beradaptasi dengan perubahan ini. Ruangan yang kondusif dan nyaman juga turut mempengaruhi lancarnya kegiatan.
Masyarakat akan lebih sering bahkan setiap hari berada di
rumah. Hal ini membuat mereka harus memperhatikan kondisi kenyamanan dan
keamanan ruangan rumah untuk beraktivitas sehari-hari hingga dapat beraktivitas
dengan normal kembali.
Pemilihan ruangan dalam melakukan kegiatan yang cukup
penting harus dilakukan secara tepat. Ruangan yang dimaksud adalah ruangan yang
kondusif, aman dari kebisingan, nyaman, serta memberi aura positif. Salah satu
faktor yang memengaruhi kondisi mental atau psikis seseorang adalah warna.
Pemilihan warna dalam sebuah ruangan nyatanya merupakan
masalah yang krusial. Riset telah membuktikan
adanya reaksi tubuh manusia terhadap
warna baik secara psikologis maupun
fisiologis (Allen dan Stimpson, 1994). Riset tersebut membuktikan bahwa warna mempengaruhi kondisi atau perubahan suasana hati seseorang yang
menempati ruangan tersebut. Maka dari itu, pemilihan warna dapat
disesuaikan dengan aktivitas
yang dijalani dalam ruangan tersebut.
Warna turut memberi sebuah
persepsi mata terhadap suhu ruangan. Beberapa studi mengatakan
bahwa suhu tubuh manusia benar- benar dalam kondisi naik-turun pada respon warna yang berbeda-beda.
Seperti contohnya warna kuning dan orange mampu meningkatkan suhu mulai 2 hingga 5 derajat, begitupula
dengan warna dingin bereaksi sebaliknya.
Warna juga memberi efek perubahan suasana hati (mood) pada seseorang. Perubahan suasana mampu disebabkan oleh warna yang dalam sebuah ruangan. Setiap warna memberi efek yang berbeda, seperti rasa kantuk, bosan, ketenangan, atau rasa semangat. Warna turut memberi efek stimulus atau kelincahan. Efek stimulus juga termasuk dalam rasa, bau, suara, dan waktu.
Ruangan
Ruangan merupakan salah satu bagian atau komponen dalam
sebuah bangunan. Ruangan merupakan tempat tertutup dengan langit-langit dan
dilengkapi dengan pintu dan jendela.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
ruangan merupakan tempat lega, kamar
besar, bilik (dalam rumah), kelas (tempat belajar), tempat dalam kapal (perahu), tempat muatan, dan palka.
Unsur-unsur dalam sebuah ruangan antara lain:
1.
Lantai
Lantai merupakan bagian bawah atau dasar dari sebuah
ruangan. Lantai dapat terbuat dari papan kayu, ubin, semen, atau keramik.
2. Plafon
Plafon merupakan langit- langit atau penutup dalam ruangan. Plafon juga turut andil
dalam memberikan efek psikologis
manusia, seperti memberi kesan luas atau sempitnya sebuah ruangan.
3.
Dinding
Dinding merupakan elemen
yang sangat penting dalam sebuah ruangan. Dinding adalah penyekat
atau penutup sisi samping bangunan. Dinding dapat terbuat dari papan kayu, triplek, anyaman bambu,
hingga tembok.
Setiap ruangan yang dibangun memiliki fungsi berbeda-beda
tergantung pemiliknya. Ruangan dalam sebuah bangunan atau rumah pada umumnya
terdiri dari ruang makan, kamar tidur, kamar mandi, ruang keluarga, dan ruang
tamu.
Warna
Warna adalah spektrum dalam sebuah cahaya sempurna (putih).
Identitas dari sebuah warna ditentukan dari panjangnya gelombang cahaya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),warna adalah kesan yang diperoleh
mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya.
Warna merupakan unsur yang penting dalam sebuah interior ruangan.
Perencanaan dan desain yang tepat berperan memberikan gambaran suasana yang
tepat untuk mengomunikasikan maksud yang diinginan pada seseorang
(Kusumowidagdo, 2005). Warna merupakan
sebuah ‘pembentuk’ dan mampu mengubah karakteristik sebuah ruangan.
Warna mampu memengaruhi
dan mengendalikan perasaan seseorang karena setiap warna memiliki karakteristik yang berbeda-
beda. Warna dalam sebuah ruangan memberikan efek yang cukup besar sehingga
menjadikannya sebuah elemen penting dalam interior ruangan.
Respon psikologis yang dihasilkan
oleh warna pun sangat beragam. Respon tersebut dibagi menjadi dua, yakni respon
positif dan respon negatif. Respon
positif seperti perasaan gembira, damai, nyaman, dan bersemangat. Sedangkan respon
negatif seperti takut, cemas, sengasara, dan
panik.
Berikut adalah jenis-jenis warna beserta efek psikologis
yang dihasilkan:
1.
Merah (Red)
Merah merupakan salah satu warna primer. Warna merah sangat mencolok dan memberi kesan semangat, gairah, percaya diri, dan kekuatan.
Dalam sebuah interior ruangan, warna merah memberi efek
objek tampak lebih dekat dari
sebenarnya. Warna merah juga memberikan efek hangat
dan lapar. Maka tidak heran jika banyak merek makanan yang didominasi
oleh warna merah
2.
Biru (Blue)
Biru merupakan salah satu warna primer sama seperti warna merah.
Efek psikologis yang dihasilkan oleh
warna
biru adalah rasa tenang, keseriusan,
konsentrasi, dan profesional.
Dalam interior ruangan warna biru dapat meningkatkan rasa
konsentrasi penuh dan santai. Dalam dunia medis, warna biru mampu mengatasi
sakit tenggorokan, asma, dan migrain.
3.
Kuning (Yellow)
Warna kuning merupakan warna primer, sebanding dengan warna
merah dan biru. Warna kuning merupakan simbol keceriaan, optimisme, harapan, antusiasme,
cita-cita, harga diri, dan kreativitas.
Penerapan warna kuning dalam
sebuah ruangan akan memberi kesan
bersahabat dan kreativitas. Warna
kuning juga mampu menetralkan rasa gugup
(tidak percaya diri). penggunaan
warna kuning dalam interior ruangan biasanya
diikuti dengan warna putih.
4.
Oranye (Orange)
Oranye merupakan warna sekunder,
perpaduan antara warna merah dan kuning dengan perbandingan 50:50. Warna oranye memberi kesan hangat dan bersemangat.
Warna ornaye merupakan simbol
dari kemampuan dalam bersosialisasi.
Warna oranye diklaim mampu meningkatkan nafsu makan. Warna oranye juga mampu memberi efek semangat dalam beraktifitas di sebuah ruangan.
5.
Hijau (Greeni)
Warna hijau merupakan warna
sekunder. Warna hijau merupakan
perpaduan dari warna biru dan warna kuning dengan perbandingan 50:50. Warna hijau memberi efek psikologis
rasa seimbang, menyegarkan, dan
harmoni.
Warna hijau dalam sebuah interior ruangan diyakini mampu
mengobati masalah penglihatan seseorang. Warna hijau juga cocok dipakai dalam
ruang istirahat karena memberi efek damai dan tenang.
6.
Ungu (Purple)
Ungu merupakan warna sekunder. Warna ungu merupakan perpaduan dari warna biru dan warna merah dengan perbandingan 50:50.Warna
ungu memberi kesan spiritual, magis, ambisius, martabat, kebijaksanaan,
dan visioner.
Dalam sebuah interior ruangan, warna ungu dapat memberi
kesan mewah dan anggun. Warna ungu dikenal sebagai simbol kekayaan, keagungan,
dan kekuasaan.
7.
Cokelat (Brown)
Cokelat merupakan warna
perpaduan dari merah, kuning, dan
hitam. Warna cokelat memberi efek psikologis hangat, aman, dan nyaman. Warna cokelat merupakan warna unsur bumi.
Dalam interior ruangan, warna cokelat memberi kesan modern,
canggih, dan mahal. Warna cokelat pula secara psikologis memberi kesan kuat dan
dapat diandalkan.
8.
Putih (White)
Putih merupakan warna netral. Secara psikologis, warna
putih memberi efek ketenangan,
relaksasi, dan kepercayaan.
Dalam interior ruangan, warna putih memberi ilusi ruangan
tampak lebih luas dan lapang. Warna putih sesuai diterapkan pada ruangan sempit
dan kecil.
9.
Hitam (Black)
Warna hitam cenderung identik dengan suasana berkabung. Namun, jika diaplikasikan dengan tepat warna hitam mampu memberi kesan anggung dan elegan sebuah ruangan.
Warna hitam cenderung memberi kesna
serius dan menekan nafsu makan. Penggunaan warna hitam berlebihan mampu menciptakan
efek kecemasan dan perasaan takut.
Warna dan Aplikasinya Pada Ruangan
Berdasarkan teori psikologi warna, kita dapat menentukan warna apa yang cocok diaplikasikan pada sebuah ruangan. Tentunya pemilihan warna ruangan harus sejalan dengan fungsi ruangan tersebut.
1.
Ruang Makan
Sesuai efek psikologis yang dihasilkan, warna oranye sesuai diaplikasikan pada ruang makan. Warna oranye mampu meningkatkan nafsu makan seseorang.
Selain warna oranye, warna merah juga sesuai untuk ruang makan. Hal ini dikarenakan warna merah memberi efek rasa lapar seseorang.
2.
Ruang Tamu
Ruang tamu merupakan ruangan pertama dalam sebuah rumah. Ruangan ini bertujuan untuk menyambut dan menjamu tamu. Warna yang sesuai untuk ruang tamu adalah warna biru dengan kombinasi warna putih.
Warna biru memberi efek psikologis ketenangan dan profesional. Selain itu, warna kuning juga cukup sesuai untuk ruang tamu. Namun, hidari penggunaan warna kuning yang mencolok.
3.
Kamar Tidur
Kamar tidur merupakan tempat peristirahatan setelah melakukan kegiatan seharian. Maka dari itu pemilihan warna harus sesuai. Warna yang sesuai untuk kamar tidur adalah warna biru karena memberi efek ketenangan dan kedamaian. Selain itu, ada warna putih yang memberi efek relaksasi dan ketenangan.
4.
Kamar Mandi
Kamar mandi merupakan ruangan untuk membersihkan diri setelah beraktivitas. Warna yang sesuai untuk kamar mandi adalah warna putih karena memberi kesan bersih dan nyaman.
Selain warna putih, warna oranye juga cocok karena memberi efek kehangatan dan kenyamanan.
5. Ruang Kerja/Belajar
Ruangan ini merupakan ruangan yang krusial bagi pekerja dan pelajar. Pemilihan warna
ruangan harus dilakukan dengan tepat karena mampu memengaruhi tingkat
produktivitas seseorang. Warna yang sesuai untuk ruang kerja/belajar adalah warna cokelat.
Warna cokelat memiliki kesan kuat dan dapat diandalkan.
Selain warna cokelat, warna hijau juga sesuai untuk ruang
kerja/belajar. Ruangan yang berwarna hijau memiliki kesan menyegarkan dan
ketenangan.
6.
Ruang Keluarga
Ruang keluarga berfungsi sebagai tempat berkumpulnya seluruh anggota keluarga. Ruang keluarga merupakan ruangan komunikatif dan interaktif. Warna yang sesuai untuk ruang keluarga adalah warna hijau karena memiliki efek keseimbangan, ketenangan, dan harmoni.
Selain warna hijau, warna biru juga sesuai untuk ruang keluarga. Warna biru memberi kesan kedamaian dan ketenangan.
7.
Dapur
Dapur merupakan ruangan untuk meracik masakan bagi anggota keluarga. Warna yang sesuai untuk dapur adalah warna oranye karena memberi efek meningkatkan nafsu makan dan kehangatan.
Selain warna oranye, warna cokelat juga cukup sesuai untuk dapur karena memberi efek hangat, aman, dan nyaman.
Unduh dan baca selengkapnya di --> Widya Retno Palupi - 214140200111032 - Artikel Ilmiah.pdf
REVIEW FILM BEFORE THE FLOOD
BEFORE THE FLOOD
Perubahan iklim merupakan perubahan intensitas struktur iklim dalam periode yang sangat panjang. Bentuk perubahan iklim mencakup cuaca atau persebaran cuaca yang ada di dunia. Penyebab utama dari perubahan iklim adalah pemanasan global (global warming). Pemanasan global disebabkan oleh efek gas rumah kaca karena penimbunan gas, terutama gas CO2 (karbon dioksida) di atmosfer bumi. Perubahan iklim akan berdampak pada kenaikan permukaan air laut, meningkatnya bencana alam, kekeringan yang berkepanjangan, kerusakan ekosistem, dan masih banyak lagi.
Before The Flood (Sebelum Banjir) merupakan film dokumenter Amerika Serikat yang fokus membahas tentang perubahan iklim dan dampaknya terhadap lingkungan. Film dokumenter ini disutradarai oleh Fisher Stevens dan merupakan hasil kolaborasi dengan aktor Hollywood terkemuka, Leonardo DiCaprio bersama Jennifer Davisson, James Packer, Brett Ratner, dan Trevor Davidoski. Film ini ditulis oleh Mark Monroe dengan sinematografi oleh Antonio Rossi. Selain itu, musik dalam film dibuat oleh Gustavo Santaolalla, Trent Reznor, Atticus Ross, dan Mogwai. Film ini didistribusikan oleh National Geographic Documentary Films dan ditayangkan perdana pada September 2016 di Toronto International Film Festival. Kemudian film ini resmi dirilis secara teatrikal pada 21 Oktober 2016 dan pada 30 Oktober 2016 ditayangkan di National Geographic Channel dengan takarir hingga 32 bahasa.
Film dokumenter ini berisi tentang perjalanan Fisher Stevens dengan Leonardo DiCaprio selama tiga tahun yang pergi ke setiap sudut dunia untuk mendokumentasikan perubahan iklim dan dampak buruk yang dihasilkan. Sebagai narator dalam film, Leonardo DiCaprio mengungkapkan kritiknya terhadap
perusahaan dan politikus yang dengan sengaja membiarkan perusakan lingkungan yang menyebabkan perubahan iklim terjadi. Leoanardo DiCaprio dan Fisher Stevens juga bertemu dengan ilmuwan, politikus, peternak, pemuka agama, dan berbagai pihak lain untuk menggali lebih dalam tentang perubahan iklim yang melanda dunia. Apa itu perubahan iklim? Bagaimana ini bisa terjadi? Apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi masalah ini? Semua hal itu dikupas tuntas secara mendalam oleh Leonardo DiCaprio.
Awal mula film ini menceritakan tentang Leonardo DiCaprio yang melihat sebuah lukisan sejak dirinya masih kecil. Lukisan tersebut secara garis besar menceritakan tentang kehidupan yang damai di Eden, kemudian kondisi overpopulation, lalu sebuah kerusakan besar-besaran di bumi. Kemudian, pada tahun 2014, Leonardo DiCaprio dipercaya dan diangkat sebagai Duta Perdamaian PBB. Banyak sekali pihak yang kontra terhadap keputusan tersebut dan menilai Leonardo tidak mumpuni dan termakan hoax (berita bohong) terkait adanya pemanasan global (global warming). Padahal, Leonardo DiCaprio telah melakukan perjalanan ke seluruh pelosok dunia untuk melakukan peninjauan serta menganalisis perubahan-perubahan iklim serta dampak buruk yang dihasilkan selama 3 tahun terakhir. Leonardo DiCaprio dan Fisher Stevens menjumpai berbagai tokoh publik, seperti Piers Sellers, Barack Obama, Pope Francis, Anote Tong, John Kerry, Greg Mankiw, Elon Musk, dan masih banyak lagi sebagai narasumber utama dalam menanggapi perubahan iklim serta solusi dari mereka tentang masalah tersebut.
Pertanyaan, komentar, dan kritik yang disampaikan dalam film berfokus pada penolakan perubahan iklim yang dilakukan oleh pelobi perusahaan minyak dan gas serta politisi di Amerika Serikat, seperti Donald Trump. Latar film dokumenter ini diambil dari negara-negara yang terdampak perubahan iklim, seperti Bangladesh dan Benua Artik serta negara-negara yang berpotensi menyebabkan perubahan iklim terjadi, salah satunya Indonesia (Sumatera). Film dokumenter ini mengajak seluruh masyarakat dunia untuk peduli pada perubahan iklim dan bersama-sama menjaga bumi agar bisa ditinggali dan ditempati dengan nyaman oleh generasi selanjutnya.
Film dokumenter ini disajikan dengan baik dengan cerita yang mengalir dan saling berkesinambungan satu sama lain. Selain itu, latar belakang Leonardo DiCaprio sebagai aktor Hollywood terkemuka menjadi daya tarik dalam film ini. Sutradara, Fisher Stevens mampu mengemas dan memanfaatkan hal tersebut dengan rapi. Penyajian cerita runtut, mulai awal perjalanan Leonardo DiCaprio ketika masih kecil sampai dia menyadari masalah perubahan iklim yang harus segera diatasi. Alur cerita yang digunakan adalah campuran, yaitu mulai dari Leonardo DiCaprio diangkat sebagai Duta Perdamaian PBB pada Konferensi Pers PBB 2014, kemudian kilas balik perjalanannya selama 3 tahun di seluruh
penjuru dunia, lalu diakhiri dengan pernyataan penutupnya pada Konferensi Pers PBB 2014.
Gambar dan video yang disajikan dalam film, sama halnya dengan penyajian film dokumenter pada umumnya. Di sini, kameramen bertugas sebagai “mata” bagi penonton, sehingga penonton seolah-olah mengikuti setiap perjalanan Leonardo DiCaprio. Video dalam film tidak hanya bersumber dari tangkapan kameramen semata, namun juga hasil jepretan dari masyarakat awam hingga cuplikan televisi. Penyajian musik dalam film memberi nuansa khidmat sehingga penonton dapat merasakan pesan mendalam dalam film tersebut. Apalagi Leonardo DiCaprio sebagai narator mampu membuat penonton meresapi setiap alur perjalanannya. Leonardo DiCaprio yang merupakan tokoh utama dalam film, memberi peran penting untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat diseluruh dunia untuk peduli dan melestarikan lingkungan. Ditambah dengan karakter kuat Leonardo yang peduli lingkungan mampu menyihir penonton untuk menyimak film dari awal hingga akhir.
Namun sangat disayangkan, dalam film ini tidak terdapat sesi wawancara (interview) dengan politikus maupun perusahaan yang menolak fakta perubahan iklim sehingga kita kurang tahu dari sudut pandang mereka tentang masalah ini. Salah satunya adalah dengan Donald Trump yang dengan gamblangnya mendukung global warming. Padahal, hal tersebut akan menarik untuk disimak, mengingat Donald Trump memiliki kontroversi yang tidak ada habisnya dalam dunia politik di Amerika Serikat. Apalagi fokus cerita ini juga mengkritik pihak pihak yang tidak peduli pada perubahan iklim.
Alur dalam film dokumenter ini sebenarnya menarik, namun sayangnya mudah ditebak dan tidak jarang akan menimbulkan kebosanan pada penonton. Bahkan di pertengahan film, saya tidak sadar tengah tertidur karena pembawaan ceritanya mellow (lambat) dan cenderung menimbulkan rasa kantuk. Jika terdapat sedikit plot twist dalam film akan memberi efek kejutan yang tidak terduga dalam narasi sebelumnya, sehingga menciptakan ketertarikan lebih dari penonton terhadap cerita film.
Secara keseluruhan film dokumenter “Before The Flood” dikemas dengan baik dan memiliki pesan mendalam terkait perubahan iklim dan dampaknya yang harus segera diatasi. Bahkan skor atau rating film mencapai 8.2/10 pada IMDb dan disukai 92% pengguna menurut survei yang dilakukan oleh Google. Bahkan saya sendiri menilai film ini hingga 8.7/10 sebab membuka pandangan baru kita terhadap perubahan iklim yang melanda dunia saat ini. Selain itu, kita disajikan fakta yang cukup mengejutkan bahwa politik memberi dampak cukup besar dalam kerusakan lingkungan, tak terkecuali dunia politik di Indonesia. Maka dari itu, film dokumenter ini sangat disarankan untuk dilihat dan disimak dengan
seksama karena akan memberi wawasan secara mendalam terkait perubahan iklim, mengingat narasumber dalam film ini berasal dari beragam latar belakang, seperti politikus, ilmuwan, masyarakat, serta berasal dari beragam negara sehingga sudut pandang kita akan semakin luas.
GATRA DAN RACANA PADA NIRMANA
Jika pada blog sebelumnya kita telah mengenal konsep dasar dan unsur rancang dari nirmana, maka pada blog ini kita akan membahas dan m...