Selasa, 19 April 2022

SEJARAH DESAIN: TOKOH YUNANI KUNO DAN PROF KARL JASPERS

SEJARAH DESAIN: TOKOH YUNANI KUNO DAN PROF KARL JASPERS

Widya Retno Palupi 


A. Tokoh Filsafat Yunani yang Berkaitan Dengan Desain 

Tokoh-tokoh filsafat Yunani telah menanamkan sikap atau mental berpikir yang  rasional, logis, objektif, sistematis, dan berorientasi pada optimasi hasil akhir yang  kemudian menjadi sebuah landasan berpikir ilmiah yang bertahan selama 2000 tahun. 1. Sokrates (470-399 SM) 

Sokrates merupakan ahli filsafat yang mengembangkan pencairan kebenaran  umum secara objektif melalui metode dialog yang kemudian disebut dengan  dialektika. Hal yang terpenting dalam karya Sokrates adalah landasan mental  berpikir bahwa posisi “tidak tahu” yang diikuti mencari jawaban atas  ketidaktahuannya.  

Sokrates 

Sumber: www.hadar123wixsite.com/ diakses pada 12 September 2021 

Kebenaran yang dihasilkan oleh Sokrates ditujukkan untuk menemukan  kebenaran abadi, umum, dan mutlak. Metode yang digunakan Sokrates mengarah  pada diskusi dan mengajukan pertanyaan untuk memancing teman diskusinya  berpikir. 

Teori metode berpikir yang diciptakan oleh Sokrates telah sampai pada tingkat  pencarian hakikat suatu permasalahan dan bagaimana cara untuk sampai pada  tingkat pengetahuan tersebut. Menurut Sokrates, filosofi adalah alat untuk mencari  sebuah kebenaran, bukan ilmu pengetahuan. Metode Sokrates disebut juga metode  induksi. 

Hubungan antara metode Sokrates dengan desain adalah mengidentifikasi  masalah pada desain selalui dimulai dengan apa “what” dan mengapa “why”.  Metode perancangan desain modern digunakan untuk mencari hakikat sebuah  objek desain. Merencanakan perancangan sebuah desain lebih penting daripada  hasil desain. 

2. Plato (427-347 SM) 

Plato merupakan nenek moyang dari pemikiran barat karena spekulasinya  tentang persoalan filsafat yang telah dipelajari lebih dari 2300 tahun. Plato telah  menulis 36 buku tentang etika dan politik serta metafisika dan teologi. Ide-ide  Plato telah mempengaruhi sistem pemerintahan Amerika Serikat, terutama dalam 

pemilihan orang terbaik atau terbijak untuk memimpin sebuah negeri. Perlu  diketahui bahwa Plato adalah murid sekaligus sahabat dari Sokrates.

Plato 

Sumber: Wordpress.com diakses pada 12 September 2021 

Plato mengemukakan pandangannya tentang idea. Ide merupakan pengertian  yang dicari melalui berpikir, tidak bergantung pada pemikiran atau pendapat  orang lain, dan tumbuh karena murni dari kecerdasan berpikir. Bagi Plato, dunia  idea memiliki sistem teleology, logika yang tersusun serta menjurus pada suatu  tujuan. Idea tertinggi adalah kebaikan yang dianggap sebagai sumber penggerak  dunia. 

Plato merumuskan tentang dialektika berupa ketajaman analisi dalam mencari  hubungan antara berbagai pengertian, kemudian dikelompokkan pada jenisnya  masing-masing hingga komponen terkecil yang tidak dapat diurai lagi. Kemudian  metode ini disebut diaresis (mengurai ide). 

Hubungan antara metode berpikir Plato dengan desain adalah dalam tahap  perancangan, di mana perancangan merupakan proses menentukan kualitas desain  adalah dengan ketajaman dan kemampuan melihat masalah dan keterkaitannya  dengan komponen lain serta memerinci masalah hingga ke akar-akarnya. 

3. Aristoteles (384-322 SM) 

Aristoteles merupakan filsafat Yunani yang menjadi pelopor studi tentang  logika formal. Hal yang terpenting dari Aristoteles adalah sumbangsihnya yang  berupa teori pendekatan rasional. Setiap aspek kehidupan dapat dijadikan objek  pemikiran dan analisis. Sikap berpikir Aristoteles yang rasional sangat  bertentangan dengan mistisisme dna tahayul dan sangat mempengaruhi peradaban  barat secara fundamental. Aristoteles (13 tahun) merupakan murid dari Pluto (60 tahun). Aristoteles juga merupakan mentor dari Alexander The Great (13 tahun).  

Aristoteles

Sumber: happyho.in diakses pada 12 September 2021 

Teori terpenting dari Aristoteles adalah logika dengan pendekatan metodes,  bersistem, dan ilmiah sebagai metode berpikir rasional yang masih bertahan  hingga 2000 tahun. Menurut logika, proses berpikir untuk mendapatkan  kesimpulan yang benar selalu disokong oleh tiga dasar yang tidak dapat  dipisahkan, yaitu mengerti, menilai, dan mengambil keputusan. Prestasi  Aristoteles dalam ilmu logika adalah soal pengembangan pemikiran deduksi dan  induksi. Metode deduksi dianggap lebih sesuai untuk pembuktian ilmiah. 

Hubungan antara metode berpikir Aristoteles dengan desain adalah proses  deduksi untuk mengambil kesimpulan sebagai penentulangkah pengembangan  desain selanjutnya. 

4. Archimedes (285-212 SM) 

Archimedes dikenal sebagai ahli matematika yang menemukan prinsip kerja  pengungkit dan konsep gravitasi secara spesifik. Selain itu, Archimedes  merupakan penggagas metode berpikir heuristic, yaitu metode berpikir secara  analogi dan hipotesis, berbanding terbalik dengan berpikir logis. 

Archimedes 

Sumber: blogspot.com diakses pada tanggal 12 September 2021 

Hubungan metode berpikir Archimedes dengan desain adalah metode berpikir  heuristic yang bertolak dari kreativitas dan kemampuan menemukan ide yang  tentunya sangat penting dan sering digunakan dalam desain. Cara ini dianggap  sebagai pelengkap dari metode analisis dan logis yang di dalam desain digunakan  dalam hal yang bersifat kuantitatif. 

B. Teori Prof. Karl Jaspers 

Prof. Karl Jaspers adalah filsuf Jerman yang merupakan tokoh esistensialisme  yang mengupas tentang permasalahan kebebasan manusia pada abad ke-20.  Kebebasan adalah bentuk esistensi manusia, karena kebebasan manusia dapat  menentukan pilihannya. 

Prof. Karl Jaspers 

Sumber: adobe-editor.alternative/ diakses pada tanggal 12 September 2021 

Prof. Karl Jaspers juga memiliki teori yang disebut Teori Zaman Poros yang  terdapat dalam buku “Vom Ursprung und Ziel der Geschichte” pada tahun 1955.  Teori yang digaungkan oleh Jaspers melihat sejarah kebudayaan dalam konteks yang  lebih luas, terutama dilihat dari struktur sejarah dunia, serta untuk memahami  kedudukan desain, sains, dan teknologi dalam kerangka perspektif sejarah  kebudayaan dunia. 

Dalam bukunya "Von Ursprung und Ziel der Geschichte", Karl Jaspers  menafsirkan periode antara 800 dan 200 SM sebagai waktu di mana proses spiritual  berlangsung hampir bersamaan, baik di India dan Cina maupun di Barat, yang  memunculkan orang yang masih ada hari ini.. Ini adalah poros sejarah dunia. Dari  Periode poros ini, Jaspers mencoba merancang struktur sejarah dunia. Setelah  presentasi pandangan Jasper tentang Periode poros ini, ini ditempatkan dalam  kerangka filsafatnya tentang manusia, tentang keyakinan filosofisnya dan tentang  pandangannya tentang Kekristenan.  

Teori zaman poros oleh Karl Jaspers menyatakan bahwa dalam sejarahnya, umat  manusia melalui lompatan sejarah dan lompatan kebudayaan yang penting. Pada masa  itu terjadi terobosan sejarah yang menjadi dasar lompatan kebudayan menuju arah  yang belum pernah ada sebelumnya, yaitu lompatan sejarah berdasarkan sains dan  teknologi. Kebudayan ini kemudian mendominasi arah kebudayaan umat manusia di  seluruh dunia pada abad ke-20.

DAFTAR PUSTAKA 

Aulia, Wildan. 2011. Filsafat Yunani dan Kaitannya dengan Metode Perancangan Desain.  Diakses pada “https://dokumen.tips/documents/metode-perancangan 

berpikir-desain.html” pada tanggal 12 September 2021. 

Waskito, Ryan Haryo. 2017. Konsep Kebebasan Manusia dalam Pandangan Karl Jaspers.  Diakses pada “digilib.uin-suka.ac.id” pada tanggal 12 September  2021. 

H. Robbers S.J. 2013. “Die Achsenzeit” Bij Karl Jaspers. Diakses pada “https://doi.org/10.1080/00062278.1961.10596642” pada tanggal 12  

September 2021.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GATRA DAN RACANA PADA NIRMANA

      Jika pada blog sebelumnya kita telah mengenal konsep dasar dan unsur rancang dari nirmana, maka pada blog ini kita akan membahas dan m...